S I N O P S I S
Pada
suatu hari Dewa Siwa ingin menguji kesetiaan permaisuri beliau yang bernama
Betari Uma (Dewi Uma). Pada waktu itu Dewa Siwa menguji Betari Uma dengan cara
Dewa Siwa berpura-pura sakit. Saat Betari Uma tahu bahwa Dewa Siwa sakit, ia lalu
menghampiri Dewa Siwa. Dewa Siwa meminta kepada Betari Uma untuk mencarikan ia
obat berupa susu lembu putih. Setelah mendengarkan permohonan Dewa Siwa dan
mendapatkan restunya, Betari Uma turun ke dunia untuk mencari obat tersebut.
Begitu sebaliknya dengan Dewa Siwa untuk menguji kesetiaan Betari Uma, Beliau
turun ke dunia dalam wujud Rare Angon yang mengembala lembu putih di dalam
hutan secara gaib.
Kemudian diceritakan perjalanan
Betari Uma mencari air susu lembu putih di dalam hutan. Setelah lamanya
perjalanan di hutan yang lebat, dengan penuh mara bahaya akhirnya Betari Uma
menemukan pengembala lembu putih yang tak lain adalah Dewa Siwa itu sendiri.
Disanalah Betari Uma memohon kepada Rare Angon (pengembala) untuk diberikan air
susu lembu putih miliknya dengan imbalan berupa emas, intan, berlian dan lain
sebagainya yang merupakan harta berlimpahan. Akan tetapi Rare Angon menolah
semua itu, ia meminta bayaran Betari Uma sendiri untuk dijadikan istrinya.
Akhirnya hal tersebut disetujui
oleh Betari Uma untuk menapatkan air susu lembu tersebut. Setelah kejadian
tersebut Betari Uma kembali ke surga dan langsung memberikan air susu lembu
putih itu kepada Dewa Siwa. Setelah memberikan air susu tersebut Dewa Siwa
bertanya kepada Dewi Uma, “Bagaimana cara mendapatkan air susu lembuh putih
tersebut ?” Betari Uma menjawab “Dengan cara
membeli kepada Rare Angon dan sebagai gantinya saya menjadi istri Rare Angon”. Disanalah Dewa Siwa
sangat marah kepada Dewi Uma karena tingkah lakunya menyimpang, kemudian dikutuklah
Dewi Uma menjadi Dewi Durga dengan wajah yang seram, setelah itu barulah Dewi
Uma menyadari bahwa Rare Angon itu adalah Dewa Siwa itu sendiri yang turun ke
dunia untuk mengujinya. Dewi Uma menyadari kesalahannya dan memohon ampun
kepada Dewa Siwa, tetapi Dewa Siwa menolak hal tersebut karena dosa Dewi Uma
sangat besar, Dewi Uma menjadi Dewi Durga dan turun ke dunia bersemayam di
Setra Mahotama Gandamanyu (tempat yang paling angker) selama 12 tahun dan
namanya berubah menjadi Ida Betari Ranini Durga
.Setelah
12 tahun menjadi nini Durga/dewa kuburan, suatu hari datanglah Dewi Kunti untuk
mempersembahkan salah satu putranya sebagai penyupat/caru yaitu Sahadewa,
karena Sahadewa memiliki sifat tidak dendam, tidak iri dan tidak dengki, yang
sangat cocok sebagai penyupat Betari Durga . Setelah Sahadewa diserahkan oleh
Dewi Kunti, maka dengan garangnya Betari Durga
memakan Sahadewa. Akan tetapi Dewa Siwa turun ke dunia dan merasuk
secara gaib ke tubuh Sahadewa yang menyebabkan ia menjadi kebal dan kuat. Setelah
kejadian itu, Dewa Siwa memunculkan diri dalam bentuk Siwa Guru untuk
memberikan wejangan kepada Betari Durga dan menyupat Betari Durga kembali
menjadi Betari Uma.
Kesimpulan
Berdasarkan
sinopsis dari Geguritan Sudamala dapat penulis simpulkan :
1.
Secara etemologi kata Sudamala berasal dari bahasa Jawa
Kuna, terdiri dari dua kata yaitu Suda artinya suci, bersih, tak ternodai dan
Mala artinya kotor. Jadi Sudamala adalah menyucikan, membersihkan yang
kotor-kotor, maksudnya, dalam geguritan tersebut yang disucikan adalah
sifat-sifat seorang yang mau menyerahkan dirinya, tanpa menghiraukan
lingkungannya. Dalam geguritan ini diceritakan Betari Uma menyerahkan dirinya
pada Rare Angon tanpa pertimbangkan bahwa ia mempunyai suami..
2.
Di sisi lain geguritan ini juga memberikan pandangan
terhadap kesetiaan seorang istri untuk melakukan sesuatu demi suaminya dengan
cara apapun.
3.
Dalam menghilangkan dan menyucikan kotoran diri
diperlukan sifat-sifat rendah hati, sabar, tidak iri dan tidak dengki, dalam
geguritan tersurat dalam pupuh “Ginada Bagus Semara” sebagai berikut :
Pupuh nomer 52
Apan I sang Sahadewa
Ambek Nia Tanpa Weci
Muah malih anugrah Hyang
Pangastun pungkur sarwa ketuh
Kadi mangkin rupan kita
Depang nini, Sahadewa wenang nyuda.
No comments:
Post a Comment