"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, MARI KITA JAGA PIKIRAN, PERKATAAN DAN PERBUATAN SEHINGGA KITA BISA MENJADI TELAAN, INGAT HIDUP HANYA UNTUK MENJALANKAN KARMA DARI PERBUATAN KITA YANG TERDAHULU. SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.

Thursday, March 15, 2012

KAJIAN SINOPSIS SUDAMALA

S I N O P S I S

              Pada suatu hari Dewa Siwa ingin menguji kesetiaan permaisuri beliau yang bernama Betari Uma (Dewi Uma). Pada waktu itu Dewa Siwa menguji Betari Uma dengan cara Dewa Siwa berpura-pura sakit. Saat Betari Uma tahu bahwa Dewa Siwa sakit, ia lalu menghampiri Dewa Siwa. Dewa Siwa meminta kepada Betari Uma untuk mencarikan ia obat berupa susu lembu putih. Setelah mendengarkan permohonan Dewa Siwa dan mendapatkan restunya, Betari Uma turun ke dunia untuk mencari obat tersebut. Begitu sebaliknya dengan Dewa Siwa untuk menguji kesetiaan Betari Uma, Beliau turun ke dunia dalam wujud Rare Angon yang mengembala lembu putih di dalam hutan secara gaib.
              Kemudian diceritakan perjalanan Betari Uma mencari air susu lembu putih di dalam hutan. Setelah lamanya perjalanan di hutan yang lebat, dengan penuh mara bahaya akhirnya Betari Uma menemukan pengembala lembu putih yang tak lain adalah Dewa Siwa itu sendiri. Disanalah Betari Uma memohon kepada Rare Angon (pengembala) untuk diberikan air susu lembu putih miliknya dengan imbalan berupa emas, intan, berlian dan lain sebagainya yang merupakan harta berlimpahan. Akan tetapi Rare Angon menolah semua itu, ia meminta bayaran Betari Uma sendiri untuk dijadikan istrinya.
              Akhirnya hal tersebut disetujui oleh Betari Uma untuk menapatkan air susu lembu tersebut. Setelah kejadian tersebut Betari Uma kembali ke surga dan langsung memberikan air susu lembu putih itu kepada Dewa Siwa. Setelah memberikan air susu tersebut Dewa Siwa bertanya kepada Dewi Uma, “Bagaimana cara mendapatkan air susu lembuh putih tersebut ?” Betari Uma menjawab “Dengan cara    membeli kepada Rare Angon dan sebagai gantinya saya  menjadi istri Rare Angon”. Disanalah Dewa Siwa sangat marah kepada Dewi Uma karena tingkah lakunya menyimpang, kemudian dikutuklah Dewi Uma menjadi Dewi Durga dengan wajah yang seram, setelah itu barulah Dewi Uma menyadari bahwa Rare Angon itu adalah Dewa Siwa itu sendiri yang turun ke dunia untuk mengujinya. Dewi Uma menyadari kesalahannya dan memohon ampun kepada Dewa Siwa, tetapi Dewa Siwa menolak hal tersebut karena dosa Dewi Uma sangat besar, Dewi Uma menjadi Dewi Durga dan turun ke dunia bersemayam di Setra Mahotama Gandamanyu (tempat yang paling angker) selama 12 tahun dan namanya berubah menjadi Ida Betari Ranini Durga
.Setelah 12 tahun menjadi nini Durga/dewa kuburan, suatu hari datanglah Dewi Kunti untuk mempersembahkan salah satu putranya sebagai penyupat/caru yaitu Sahadewa, karena Sahadewa memiliki sifat tidak dendam, tidak iri dan tidak dengki, yang sangat cocok sebagai penyupat Betari Durga . Setelah Sahadewa diserahkan oleh Dewi Kunti, maka dengan garangnya Betari Durga  memakan Sahadewa. Akan tetapi Dewa Siwa turun ke dunia dan merasuk secara gaib ke tubuh Sahadewa yang menyebabkan ia menjadi kebal dan kuat. Setelah kejadian itu, Dewa Siwa memunculkan diri dalam bentuk Siwa Guru untuk memberikan wejangan kepada Betari Durga dan menyupat Betari Durga kembali menjadi Betari Uma.

Kesimpulan

Berdasarkan sinopsis dari Geguritan Sudamala dapat penulis simpulkan :
1.     Secara etemologi kata Sudamala berasal dari bahasa Jawa Kuna, terdiri dari dua kata yaitu Suda artinya suci, bersih, tak ternodai dan Mala artinya kotor. Jadi Sudamala adalah menyucikan, membersihkan yang kotor-kotor, maksudnya, dalam geguritan tersebut yang disucikan adalah sifat-sifat seorang yang mau menyerahkan dirinya, tanpa menghiraukan lingkungannya. Dalam geguritan ini diceritakan Betari Uma menyerahkan dirinya pada Rare Angon tanpa pertimbangkan bahwa ia mempunyai suami..
2.     Di sisi lain geguritan ini juga memberikan pandangan terhadap kesetiaan seorang istri untuk melakukan sesuatu demi suaminya dengan cara apapun.
3.     Dalam menghilangkan dan menyucikan kotoran diri diperlukan sifat-sifat rendah hati, sabar, tidak iri dan tidak dengki, dalam geguritan tersurat dalam pupuh “Ginada Bagus Semara” sebagai berikut :
Pupuh nomer 52
Apan I sang Sahadewa

Ambek Nia Tanpa Weci

Muah malih anugrah Hyang
Pangastun pungkur sarwa ketuh
Kadi mangkin rupan kita
Depang nini, Sahadewa wenang nyuda.

No comments:

Post a Comment