BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang melatar belakangi penulisan, dikarenakaan sebagai salah satu pelengkap
untuk memenuhi mata kuliah yang saya ambil yakni :Prosa Bali Anyar” dalam tugas
ini, saya mendapat tugas untuk menganalisis sebuah cerpen yang saya ambil dari
buku “Kembang Rampe Kesusastraan Bali Anyar, wewidangan 2 sane kapupul antuk I
Gusti Ngurah Bagus sareng I Ketut Ginarsa”.
Dalam paper ini saya menganalisis cerpen yang berjudul “Ni Luh Sari” karya
Ida Bagus Mayun, BA yang di dalamnya atau isi ceerpen tersebut sesuai dengan
masa sekarang yakni menceritakan kehidupan seorang gadis cantik yang sudah
ditinggal mati ayahnya di saat usianya menginjak remaja.
Yang membuat menarik cerita/cerpen ini ialah kehidupan anak gadis yang
bernama Ni Luh Sari yang terkena pergaulan bebas yang membuatnya menjadi anak
yang tidak patuh akan nasehat orang tuanya yang akhirnya dia pun menerima
karmanya dan inti sari cerpen tersebut memuat nilai kesopanan dan karma phala
yakni sebuah penyesalan datangnya belakangan.
Itulah yang melatar belakangi, kenapa penulis mengambil judul Ni Luh Sari
sebagai bahan analisis cerpen.
1.2 Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
beberapa masalah yakni :
1. Insiden apa saja yang terjadi dalam cerpen
tersebut ?
2. Bagaimana alur (plot) dalam cerita Ni Luh
Sari terjadi ?
3. Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam
cerita Ni Luh Sari ?
4. Bagaimana penokohan tokoh yang bermain
dalam cerita ini ?
5. Dimanakah penulis mengambil latar cerita
Ni Luh sari ?
6. Apa teme dalam cerita Ni Luh sari ?
7. Amanat apa sajakah yang terdapat dalam
cerpen ini ?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang saya ambil atau ketengahkan dalam paper ibi hanya
sebatas analisis penulisan paper yang dilihat dari bentuk maupun struktur
intrinsiknya.
1.4 Tujuan
Dilihat dari segi pembelajarannya, paper ini bertujuan untuk melatih
mahasiswa untuk menganalisis sebuah masalah dengan berbagai struktur
intrisiknya. Sedangkan kalau dilihat dari segi isinya paper ini bertujuan untuk
memberitahukan tentang pilsafah kehidupan kita sebagai manusia yang perlu
tuntunan untuk menjalankan kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS CERPEN
2.1 Insiden
Insiden merupakan suatu kejadian yang membentuk suatu cerita atau peristiwa
dalam sebuah karya tulis (satua, cerpen. novel dll). Kaitannya dengan
tugas/paper ini, ada beberapa insiden yang terjadi di dalamnya antara lain :
Kutipan :
1. “Santukan mrasa ring dewek jegeg, jantos
engsap ring paplajahan tungkul ngitungan kajegegan, selid sanja mapayas ring
kamare nenten naenin mlajah. Sebilang wengi mapeneman ring anggurane nyantos dalu.
Memene sampun kuciwa ngwelin ipun, taler tan prasida antuka”. (Kutipan cerpen
Ni Luh Sari, halaman 3, paragraf 2).
Karena merasa
dirinya cantik, Luh Sari lupa dengan tugasnya sebagai siswa yang harus belajar
dan membantu orang tuanya. Kerjanya hanya berdandan dan mendatangkan tamu
laki-laki, dia pun tidak mendengarkan nasehat ibunya dan membuat ibunya kecewa
terhadap tingkah lakunya itu.
2. “Parisolah Ni Luh Sarine sanglad kakantenang
olih memen ipune, raris kasambatsara, “Ning, man lakar kija kali jani nyalah
masa ning ? Buina jani rerainan gede, meme jumah pedidi mrasa kosek yening
cening magedi”. (Kutipan cerpen Ni Luh sari, halaman 3, paragraf 3).
Tingkah laku
Luh Sari yang kasar atau tidak baik itu, ditegur oleh ibunya, karena kerjanya
hanya keluyuran dengan laki-laki tidak mengenal hari apapun, namun teguran itu
tidak dihiraukan sama sekali oleh Luh Sari dengan perkataan kasar.
3. “Sampun wengi paksana ngidemang
paninggalane mangda dados ugi masare. Nanging tan sida sirep santukan inget
ring pianak kantun malali mamukti karasmin. Sampun reka das lemah Ni Luh Sari
raris nogdog jlanan”. (Kutipan cerpen Ni Luh sari, halaman 3, paragraf 5).
Dalam insiden
ke-3, diceritakan ibunya Ni Luh sari tidak bisa tidur karena ingat dengan
anaknya Ni Luh sari yang belum pulang juga dari kerjanya yang keluyuran itu,
hingga untuk memejamkan mata pun susah bagi ibunya Luh sari.
4. “Macebur NiLuh sari ngelenang liat, tan
rungu ring patakon memene terus nyagjag ka rurunge. Ajahan sampun ba duur
sepeda motore magandeng ngajak timpalne muani. Ngencolang memenipun nyagjag
ngetut aji paliat, nanging ajahan sampun ical kaplaibang antuk sepeda motor”.
(Kutipan cerpen Ni Luh sari, halaman 4, paragraf 10).
Dalam insiden
ini, Ni Luh Sari tidak menghiraukan teguran ibunya yang ingin menanyakan
kemanakah gerangan Ni Luh Sari pergi, namun dia langsung pergi begitu saja
menghampiri laki-laki yang sedang menunggunya di jalan.
5. “Sedek dina anu semengan Ni Luh Sari namdabang
payas pacang mlali sareng timpal-timpal ipune muani. Saking tan sida antuk
naanang kebus atine, raris memenipune nyambatsara sada keras”. (Kutipan cerpen Ni Luh sari, halaman 4,
paragraf 11).
Dalam insiden
ini pun, Luh Sari seperti biasa berhias karena mau pergi dengan teman
laki-lakinya, namun karena karena ibunya sudah tidak tahan lagi dengan tingkah
lakunya Ni Luh Sari, ibunya pu menegur dengan keras, masih saja tidak
dihiraukannya.
6. “Ni Luh Sari wau bangun uli di kamare
sebenge layu dudus paninggalane bengul, digelis nyagjagin meme, saha ature alus
masambilang ngeling.
“Me...Me tiang nunas ampura, nista meme madrebe pianak kadi titiang...”.
Mekesyab memenipun antuk tumben ngantenang solah pianake kadi sapunika.
“Man apa ning, apa mirib ane sebetang cening tumben anake buka cening paak
teken meme !”
“Tiang...tiang...”, pegat pegat munyinipune santukan lintang lek teken i
meme.
“Nah lautang ning da lek teken meme !”
“Tiang...sampun...sampun...misi”.
Makebyos yeh peningalan memenipune wau miragi atur pianake sapunika. (Kutipan
cerpen Ni Luh sari, halaman 5, paragraf
15 - 20).
Insiden
terkhir, diceritakan suatu pagi, sehabis memasak ibunya dihampiri Luh sari
dengan wajah memilas sedih, dan Luh sari berkata dengan gugup, bahwa dia telah
hamil, tidak tahu siapa ayah dari benihnya itu, seketika ibunya menangis
mendengar pernyataan Ni Luh Sari itu.
2.2 Alur
( Plot )
Plot merupakan suatu jalinan cerita dan rentetan peristiwa yang membentuk
sebuah cerita dimana unsur-unsur sebab-akibat dari peristiwa itu terjadi dari
segi logis dan kronologis suatu cerita. Dari cerita Luh Sari dapat dipaparkan
beberapa plot yang terjadi diantaranya :
Kutipan
1. “Santukan mrasa ring dewek jegeg, jantos
engsap ring paplajahan tungkul ngitungan kajegegan, selid sanje mapayas ring
kamare nenten naenin mlajah. ( Kutipan, cerpen Ni Luh Sari, hal 3 paragraf 2 ).
Karena Ni Luh
Sari merasa kalau dirinya cantik, menarik dan disukai para lelaki, jadi
kerjanya hanya berhias tanpa mempedulikan tugasnya sebagai seorang siswi yang
harus menuntut ilmu atau belajar.
2. “Parisolah Ni Luh Sarine sanglad kakantenang
olih memen ipune, raris kasambatsara, “Ning, man lakar kija kali jani nyalah
masa ning ? Buina jani rerainan gede, meme jumah pedidi mrasa kosek yening
cening magedi”. (Kutipan cerpen Ni Luh sari, halaman 3, paragraf 3).
Ni Luh Sari
marah, kepada ibunya karena dinasehati dan ditanya, karena Ni Luh Sari ingin
pergi disaat malam pas hari raya. Sedangkan ibunya dirumah sendirian, ibunya
takut kalau NI Luh Sari pergi di malam itu.
3. “Iseng taler memenipune nyemak bukune
abesik, nanging boya ja buku paplajahan sane wenten irika, boya seos sami
buku-buku komik miwah buku-buku cabul. Ajahan makebios yeh peningalane, antuk
tan sida naanang kebus buka borbor”.
Dalam plot
ini, diceritakan ibunya Luh Sari tidak sengaja masuk ke kamarnya Ni Luh Sari
dan ibunya melihat tumpukan buku di tempat Ni Luh Sari biasanya belajar, namun
bukannya buku pelajaran yang dilihatnya tapi buku komik dan majalah porno,
seketika ibunya terkaget dan menangis
terhadap tingkah laku anaknya itu.
4. “Ni Luh Sari wau bangun uli di kamare
sebenge layu dudus paninggalane bengul, digelis nyagjagin meme, saha ature alus
masambilang ngeling.
“Tiang...sampun...sampun...misi”.
Makebyos yeh
peningalan memenipune wau miragi atur pianake sapunika.
Irika raris
Ni Luh Sari nyesel raga tau teken dewek pelih. Duk saking irika raris ngobah
papineh anut ring tutur reramanipune. ( Dikutif, dari cerpen Ni Luh Sari, hal.
5,6 paragraf 14,18,21 )
Bangun dari
kamarnya Ni Luh sari bermuka memelas sedih kepada ibunya, dengan perkataan yang
sopan sambil meneteskan air mata, Ni Luh Saripun berbicara dengan terbata-bata
bahwa dia telah hamil, ibunya terkejut sambil menangis dan tidak bisa berkata
apa-apa, hanya menyesali tingkah laku anaknya yang suka mengbangkang. Dari
situlah Ni Luh Sari menyesal dan mulai berubah.
2.3 Tokoh
Tokoh merupakan pelaku maupun sesuatu yang menjadi tokoh dalam sebuah
cerita, dalam cerpen ini ada beberapa tokoh yang diceritakan :
1. Ni Luh Sari sebagai anak yang bersifat
antagonis ( tokoh utama ).
2. Ibu Ni Luh Sari yang bersifat prontagonis
( tokoh utama ).
3. Seorang laki-laki yang merupakan tokoh
pelengkap dalam cerita ini.
Kutipan cerita Ni Luh Sari yang bersifat antagonis dan ibunya yang bersifat
prontagonis :
1. “Ni Luh Sari gelis nyaurin sad banggras,
”Tiang lakar jumah timpale sep me, pacang mlajah santukan benjang wenten ulangan ring
sekolah”.
Ni Luh Sari
menjawab ibunya dengan kasar dan bohong tentang maksud kepergiannya saat itu.
2. “Meme kemig ngwel anake buka cening dong
ane buka kene jejehin meme, anak cara jani bas bebas pergaulan luh-luhe, liu
ane tangkas teken papineh anak tua mapi paling ririh”.
Tokoh seorang
ibu yang menyesali tingkah laku anaknya yang terkena pergaulan bebas.
3. “Meme lacur ngelah pianak buka cening,
anak cening mula anggon meme sesuluh sesai, anggo meme bungan umah ane nyandang
cagerang meme sing suba tua, apang ada ane slelegin meme”.
Seorang ibu
yang menyesali perilaku anaknya yang sudah terlanjur terjadi, hanya bisa
memaafkan anaknya yang menjadi penyemangat hidup ibunya.
2.4 Penokohan
/ Watak
Penokohan merupakan sikap. Watak dalam penokohan yang menjadi cara seorang
pengarang melukiskan watak tokoh dalam sebuah cerita. Dalam cerita ini
dilukiskan penokohan seorang anak dan ibunya seperti dikutip di bawah ini :
1. Di awal cerita, diceritakan seorang gadis
yang bernama Ni Luh Sari yang berwajah cantik nan rupawan, namun kecantikannya
itu tidak sesuai dengan sifat atau wataknya yang tidak menghiraukan nasehat
orang tuanya, kerjanya hanya keluyuran dengan laki-laki yang tidak jelas
asal-usulnya, akibatnya pergaulan atau pengaruh hidup bebas Ni Luh sari kena
karmanya yakni hamil tanpa tahu siapa yang menanam benih dalam perutnya, karena
setiap keluar selalu gonta-ganti laki-laki.
(Kutipan,
penokohan Ni Luh Sari)
“Santukan
mrasa ring dewek jegeg, jantos engsap ring paplajahan tungkul ngitungan
kajegegan, selid sanje mapayas ring kamare nenten naenin mlajah. Sebilang wengi
mapeneman ring para anggurane nyantos dalu. Memene sampun mrasa kuciwa ngwelin
ipun, taler tan prasida antuka “.
2. Diceritakan seorang ibu, yang kecewa
karena nasehatnya tidak dihiraukan anaknya, yang kerjanya hanya berhias dan
keluyuran saja, namun karena si ibu hanya mempunyai seorang putri saja, jadi si
ibu tidak menyerah gitu saja dengan sikap cuek anaknya itu, sampai si ibu tidak
bisa tidur memikirkan anaknya itu. Hingga ibunya itu putus asa, namun saat itu
anaknya sadar dengan tingkah lakunya selama ini karena si anak kena karmanya
yakni hamil di luar nikah. Ibunya hanya bisa memaafkan dan menyesali sikap
anaknya itu.
( Kutipan,
penokohan ibu Ni Luh sari )
“Ipun
ngebahang dewek ring plangkane, sigsigan ipun ngeling inget ngelah pianak
setata nyakitin rerama. Sampun wengi paksana ngidemang peninggalanne mangda
dados ugi masare, nanging tan prasida sirep santukan inget ring pianak kantun
mlali mamukti karasmin”.
2.5 Latar
/ Setting
Yang merupakan tempat kejadian dimana tokohnya beriteraksi atau kapan
kejadian itu terjadi, dalam cerpen ini setting yang dipakai atau kejadian yang
terjadi pada :
1. Terjadi atau mengambil setting di sebuah
banjar yakni “Banjar Tegal”. Kutipannya :
“mangkin
wenten jatma sugih mapaumahan ring Banjar Tegal, ipun maderbe bapa sampun
ninggalin padem kantun padaduanan Ni Luh Sari ring memenipune”.
2. Pengarang mengambil setting di sebuah
rumah, tepatnya di kamarnya Ni Luh Sari.
Kutipannya :
“selid sanja
mapayas ring kamare nenten naenang melajah.”
“memenipune
jumah pedidi naanang ngembeng yeh peninggalan ngantenang parisolah pianak ipune
raris ipun ngranjing ring genah pianakne masare. Seos malih wenten buku
matumpuk-tumpuk ring duur mejane tongos Ni Luh Sarine melajah”.
3. Mengambil setting di sebuah jalan pada
hari minggu.
Kutipannya :
“ih me,
mangkin rahina Radite tiang lakar mlali sep!”
Macebur Ni
Luh sari ngelenang liat, tan rungu ring patakon memene, terus nyagjag ka
rurunge.
Analisis yang bisa diambil dari kutipan di atas :
1. Ada seorang gadis bernama Ni Luh Sari
dengan ibunya yang punya rumah di Banjar Tegal, yang sudah ditinggal mati oleh
ayahnya dan mereka pun adalah orang kaya.
2. Kerjanya Ni Luh Sari setiap hari hanya
berhias di kamarnya tanpa pernah mau belajar dan kerjanya hanya keluyuran
dengan laki-laki. Dan ibunya di rumah menahan sedih melihat tingkah lakunya
anaknya itu, sambil pergi ke kamar anaknya dan coba melihat-lihat buku yang
menumpuk di meja belajar, namun bukan buku pelajaran yang dilihatnya tapi buku
komik dan majalah porno.
3. Pada suatau Minggu, Ni Luh Sari berhias
ingat dengan janji dengan seorang teman laki-lakinya, namun ketika mau ditanya
oleh ibunya dia langsung pergi ke jalan tanpa memperhatikan ibunya karena Ni
Luh Sari sudah ditungguin di jalan oleh seorang laki-laki.
2.6 Tema
/ Ide Pokok
Tema merupakan sebuah gagasan atau pikiran utama yang kemudian dikembangkan
ole penulis untuk membentuk sebuah kalimat, paragraf dan cerita.
Dalam cerita Ni Luh sari, yang menjadi pikiran utama atau ide pokok adalah
:
Kutipannya
“Mangkin
wenten jatma sugih mapaumahan ring Banjar Tegal, ipun maderbe bapa sampun
ninggalin padem kantun padaduanan Ni Luh Sari ring memenipune. Ni Luh Sari
sampun anom jegege tan patanding, kenyemne mengalap jiwa, kemikan bibihne manis
nyuryur putih gading pangadege langsing lanjar. Bengong wiakti anake
mangatenang. Nanging kajegegan tan anut ring parisolah ipune. Sering tungkas
ring papineh anak tua, tur degage mangonyang.”
“Menceritakan
orang kaya dan punya rumah di Banjar Tegal yang bernama Ni Luh Sari. Namun dia
tinggal berdua bersama dengan ibunya karena ayahnya sudah meninggal dunia, Ni
Luh Sari seorang gadis cantik menawan, namun kecantikannya tidak sepadan dengan
sifatnya yang angkuh dan tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya itu”.
2.7 Amanat
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra atau bisa dibilang amanat
adalah suatu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
penikmat sastra melalui isi atau makna dari karya yang dibuatnya.
Dalam cerita Ni Luh sari, amanat yang disampaikan penulis kepada pembaca
adalah :
“Penulis
mengingatkan kepada pembaca sebagai seorang wanita, janganlah pernah membantah
atau tidak menghiraukan nasehat orang tua, dan juga berhati-hatilah membawa
diri dalam pergaulan, karena sekali kita salah bergaul akan mengakibatkan
penyesalan dalam diri kita sendiri ( terkena pergaulan bebas)”.
Kutipannya :
Meme kemig
ngwel anake buka cening dong ane buka kene jejehin meme, anak cara jani bas
bebas pergaulan luh-luhe, liu ane tangkas teken papineh anak tua mapi paling
ririh, nganti engsap teken awak luh.
“Penulis juga
mengingatkan pada kita sebagai seorang anak yang masih sekolah janganlah lupa
pada tugas dan kewajiban kita”.
Kutipannya :
Ni Luh Sari
mangkin sampun kelas kalih ring STLA santukan mrasa ring dewek jegeg, jantos
engsap ring paplajahan tungkul ngitungan kajegegan, selid sanja mapayas ring
kamare nenten naenin mlajah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian latar belakang sampai isi peper ini dapat disimpulkan bahwa
untuk menganalisis sebuah karya sastra, keberadaan analisis struktur sangatlah
penting. Karena analisis struktur merupakan satu langkah, satu sarana atau
alat dalam proses pemberian makna dan
dalam usaha ilmiah untuk memahami proses itu sesempurna mungkin.
Langkah itu tidak boleh dimutlakan tetapi juga tidak boleh ditiadakan atau
dilampaui. Karena analisis sruktur merupakan tugas utama, dalam pekerjaan awal
untuk penyusunan karya sastra.
Jadi pada prisipnya, analisis sruktural bertujuan untuk membongkar dan
memaparkan secermat, seteliti, semendetail mungkin keterkaitan semua unsur dan
aspek karya yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Dengan kata lain, analisis struktur sebuah karya merupakan usaha
mengekspisitkan dan mensistematikan apa yang dilakukan dalam proses membaca dan
memahami karya sastra.
3.2 Saran-Saran
Semoga dengan analisis paper ini, bisa membantu mahasiswa agar lebih paham
mengenai pembelajaran analisis sebuah cerpen.
Agar penulisan analisis cerpen berikutnya lebih baik, saya (penulis)
berharap agar Bapak/Ibu dosen bisa membantu membimbing (penulis) agar penulisan
berikutnya lebih baik dan sempurna dari yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lembaga Bahasa Nasional Cabang
Singaraja 1969.
:
Sewamara Kasusastraan Bali Warsa 1968.
2. Lembaga
Bahasa Nasional Cabang I Singaraja 1974.
:
Pasamuhan Pangwi Bali 28 Oktober 1969 dan Sewamara Kesusastraan Bali Ke II.